TNews, BOLSEL — Upaya pengembangan pariwisata berbasis konservasi kembali digalakkan di Bolaang Mongondow Selatan. Melalui Pelatihan Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan yang digelar Wildlife Conservation Society (WCS), Desa Deaga, Kecamatan Pinolosian Tengah, menjadi lokasi penting bagi penguatan peran masyarakat dalam pengelolaan wisata alam secara berkelanjutan.
Dalam sesi pelatihan yang berlangsung pada Rabu (15/10), Roy Berti dari WCS menekankan perlunya keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, ekowisata bukan sekadar pariwisata biasa, tapi sebuah pendekatan yang membutuhkan keterlibatan aktif semua pihak, termasuk pemerintah daerah.
“Dukungan dari Kadis Pariwisata, Camat, dan Sangadi sangat luar biasa. Antusiasme peserta juga tinggi. Program seperti ini perlu terus dilanjutkan karena sesuai dengan prinsip ekowisata berkelanjutan,” kata Roy Berti di hadapan peserta pelatihan.
Diketahui Kegiatan pelatihan ekowisata berkelanjutan ini di dukung oleh Wildlife Conservation Society (WCS) yang berkerjasama dengan balai konservasi sumber daya alam (BKSDA) Sulawesi Utara sebagai mitra dalam program konservasi.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari pemerintah daerah. Kepala Dinas Pariwisata Bolaang Mongondow Selatan, Wahyudin Kadullah, yang turut hadir dalam kegiatan, menyebutkan bahwa pelatihan ini sejalan dengan visi pembangunan pariwisata daerah yang berwawasan lingkungan.
“Ekowisata berkelanjutan adalah masa depan pariwisata Bolsel. Kita harus menjaga alam dan budaya lokal, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Camat Pinolosian Tengah, Indra Mokoagow. Ia menilai kegiatan ini sebagai langkah awal yang strategis untuk mengangkat potensi lokal, sekaligus memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran mereka dalam menjaga kelestarian alam.
Sementara itu, Sangadi Desa Deaga, Revlan Podomi, melihat pelatihan ini sebagai momentum bagi desanya untuk mulai membangun model pengelolaan wisata yang dikelola langsung oleh masyarakat. Ia optimis, dengan dukungan pelatihan dan pendampingan, potensi wisata alam Desa Deaga bisa dikembangkan tanpa merusak lingkungan.
“Desa Deaga memiliki potensi besar di bidang pariwisata alam. Dengan pendampingan seperti ini, kami yakin bisa mengembangkan ekowisata yang membawa manfaat bagi masyarakat,” ungkap Revlan.
Pelatihan ini bukan hanya menghadirkan materi teknis tentang pengelolaan ekowisata, tetapi juga membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya keterpaduan antara pelestarian alam, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian budaya lokal. Desa Deaga kini berada di jalur yang menjanjikan untuk menjadi model pengembangan ekowisata yang berbasis masyarakat.*
Laporan : Rifal Mamonto