TNews, BOLMONG — Di pagi yang masih basah oleh embun, terlihat sosok yang tak biasa berada di tengah riuh anak-anak berseragam sekolah. Bukan sopir, bukan pula guru. Ia adalah Yusra Alhabsyi, Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), yang pagi itu memilih menemani anak-anak daerahnya berangkat sekolah.
Dengan senyum tulus, ia berdiri di depan sebuah bus sekolah sederhana—bus gratis yang khusus disiapkan untuk mengantar dan menjemput siswa-siswi dari dan ke rumah mereka. Seolah ingin memastikan sendiri bahwa kendaraan itu tak hanya berfungsi, tetapi juga membawa harapan.
“Inilah bentuk nyata perhatian kami terhadap pendidikan,” ujar Yusra dengan mata yang berbinar. Meskipun dalam keterbatasan, pemerintah tak boleh abai terhadap masa depan generasi muda,” ungkapnya.
Bus sekolah itu, kata Yusra, dulunya digunakan sebagai angkutan ASN. Namun, dalam pandangan sang Bupati, kendaraan itu seharusnya melayani anak-anak yang setiap pagi harus menumpang truk pengangkut kelapa—atau bahkan berjalan kaki berjam-jam demi menimba ilmu.
“Banyak anak terpaksa tak sekolah hanya karena tak ada tumpangan. Bahkan, ada yang nekat naik kendaraan pengangkut hasil kebun. Sangat berisiko,” katanya lirih.
Hari itu, Bupati Yusra bukan sekadar meninjau pelayanan bus sekolah. Ia ikut duduk di antara anak-anak, mendengarkan tawa mereka, menenangkan yang masih mengantuk, dan akhirnya mengantar mereka sampai ke gerbang sekolah. Tak ada sekat antara pemimpin dan rakyat kecil. Yang ada hanya ketulusan dan kepedulian.
Saat ini, baru satu unit bus yang beroperasi sebagai tahap uji coba. Namun Yusra punya harapan besar. Ia mengajak seluruh kepala sekolah dan orang tua untuk mendukung langkah ini, terutama dengan melarang siswa membawa motor sendiri ke sekolah.
“Saya ingin mereka selamat, dan belajar dengan tenang. Biar kami yang pikirkan caranya, mereka cukup semangat menuntut ilmu,” ucapnya.
Di tengah segala keterbatasan, langkah kecil ini menjadi cahaya. Sebab di balik deru mesin bus itu, ada cinta seorang pemimpin yang percaya bahwa pendidikan adalah jalan paling mulia menuju perubahan.
Laporan : Matt Nasaru