TNews, KOTAMOBAGU – Lapangan Kantor Wali Kota Kotamobagu pagi itu tak hanya dipenuhi barisan ASN berpakaian rapi. Suasana berbeda terasa pada Selasa, 9 September 2025, ketika peringatan Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) ke-42 berubah menjadi ajakan nyata untuk menjadikan olahraga sebagai gaya hidup masyarakat Kotamobagu.
Dipimpin langsung oleh Wali Kota Kotamobagu, dr. Weny Gaib, Sp.M., upacara peringatan ini tak hanya sebatas rutinitas tahunan. Lewat pidatonya, Wali Kota menekankan bahwa olahraga bukan lagi soal podium juara, tapi tentang bagaimana membangun karakter dan solidaritas sosial sejak dari lingkungan terkecil: keluarga.
“Olahraga bukan hanya soal prestasi. Ini tentang persatuan, sportivitas, dan semangat juang. Kalau bisa dilakukan rutin, olahraga bisa jadi kekuatan sosial yang menyatukan kita,” tegas Wali Kota dalam sambutannya.
Lebih dari sekadar seremonial, momen ini digunakan dr. Weny untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat—mulai dari sekolah, komunitas, hingga lingkungan kerja—untuk mengintegrasikan olahraga dalam keseharian.
Wali Kota juga memberi penghargaan secara simbolis kepada para insan olahraga, mulai dari pelatih, guru olahraga, pengurus cabang olahraga, hingga atlet daerah yang selama ini berdedikasi tanpa pamrih.
“Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua insan olahraga di daerah ini. Tanpa mereka, mimpi membangun generasi sehat dan berprestasi tak akan pernah tercapai,” ujarnya.
Upacara turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Kotamobagu, Sofyan Mokoginta, S.H., M.E., para asisten, pimpinan OPD, serta aparatur sipil negara di lingkungan Pemkot Kotamobagu.
Olahraga Bukan Sekadar Agenda, Tapi Gaya Hidup Baru
Ajakan Wali Kota ini menggarisbawahi urgensi perubahan pola hidup masyarakat di era modern. Di tengah tren hidup sedentari dan digitalisasi, olahraga bukan lagi sekadar ekstrakurikuler atau aktivitas akhir pekan, melainkan kebutuhan primer untuk menjaga fisik dan mental masyarakat.
Peringatan HAORNAS ke-42 di Kotamobagu tahun ini menjadi penegasan bahwa pemerintah tak hanya bicara soal pembangunan fisik, tapi juga kesehatan jiwa dan raga masyarakatnya.*
Peliput: Kon